1. Menggunakan istilah-istilah kedokteran gigi
dalam pergaulan sehari-hari
Disadari
atau nggak, anak FKG sering menggunakan istilah-istilah kedokteran gigi untuk menggantikan istilah sehari-hari dalam
pergaulan. Misal: “Ah, ganti angle selfie,
ah. Dari depan aja. Soalnya kalo angle-nya
dari proksimal, gue keliatan lebih tembem”. Jika sampai pada tahap yang
ekstrim, seorang mahasiswa FKG bisa aja mengganti istilah Long Distance Relationship menjadi
Long Diastema Relationship. Pacaran diastema jauh, gitu. Tujuan kebiasaan
satu ini cuma sekadar untuk gaya-gayaan, sih. Biar diliat orang lain “lebih
FKG”. Gitu
2. Fokus utama ketika pertama kali ngeliat orang,
menjadi berubah
Nah, ini
gue juga ngerasain. Gue tiba-tiba jadi suka merhatiin gigi orang lain kalo lagi
ngobrol. Pas baru kenalan dengan orang lain pun, mata tiba-tiba ter-zoom otomatis ke gigi orang tersebut.
Kebawa-bawa gara-gara kehidupan di kampus, sih. Lama-lama jadi kebiasaan. Kalo
orang yang diperhatiin giginya nggak ngeh, sih, enak. Nah, kalo orangnya ngeh
kalo giginya sedang diperhatiin? Bisa-bisa orang tersebut jadi risih atau
bahkan ketakutan. Siapa yang tahu gumaman dalam hati orang tersebut?
“Waduh.
Kenapa nih orang merhatiin gigi gue melulu dari tadi? Apakah dia sadar kalo
gigi gue kurang perhatian? Nggak. Gue nggak mau dia ngasih perhatian lebih ke
gigi gue! Gue nggak rela kalo gigi gue direbut sama dia!”
3. Seneng selfie
memakai jas putih
Ini
dilakukan demi “menaikkan status sosial” dan lebih meningkatkan “prestige”. Foto-foto itu seolah-olah
berkata, “Liat, nih. Gue pake jas putih. Gue calon dokter gigi. Lo harus camkan
itu!”
Emang, sih.
Rasanya ketika menggunakan jas putih, kebanggaannya jadi berlipat-lipat bagi
anak FKG maupun FK. Tapi, tetep jangan salah arah, ya. Sering gue lihat ada
yang memakai jas putih nggak pada tempatnya. Ada yang jalan-jalan ke mall pake jas putih, ada yang nongkrong
di cafe pake jas putih, atau saking cintanya sama jas putih; mungkin pas boker
pun dipake. Supaya apa gitu? Supaya bisa dilirik produsen pemutih pakaian buat
jadi bintang iklan?
Oh, iya. Selfie dengan jas putih ini biasanya
didukung dengan peralatan-peralatan seperti cermin mulut dan jarum suntik biar
lebih greget. Gue punya saran, nih. Supaya lebih greget, entar coba, deh, selfie pake jas putih sambil beneri
pentil kompresor dental unit.
4. Sering meng-upload
foto-foto yang berhubungan dengan perkuliahan dan praktikum
Nggak usah
heran ketika lo berteman di media sosial dengan anak FKG dan lo sering ngeliat
postingan foto yang mungkin lo anggap aneh. Ukir-ukiran berbentuk gigi, gigi
palsu yang baru dibuat, buku-buku yang tebelnya minta ampun, dan foto-foto
peralatan serem-serem nan aneh. Yup, anak FKG sering mem-posting foto hasil kerjaan praktikumnya. Apalagi kalo hasil
praktikumnya bagus, lebih puas aja. Lumayan, kan. Bisa bikin mental temen yang
hasil praktikumnya jelek jadi drop.
Muwahahaaha. Jahat!
Wajar aja,
sih. Soalnya praktikumnya susyeh. Jadi, kalo hasilnya udah jadi, dunia harus
tau kalo, “GUE BERHASIIIIIL”. Tapi, kalo yang di-posting adalah foto buku-buku yang tebelnya minta ampun, jangan
ragu untuk nulis komen begini, “Lagak lo boleh juga. Kayak dibaca aja tuh
buku”. Gue yakin lo bakal ditimpuk sama tuh buku. Lumayan rasanya.
5. Sering kepo ketika ngeliat orang make behel
Pertanyaan
andalannya adalah, “Masang di mana behelnya?”
Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa behel orang tersebut nggak dipasang di selain
dokter gigi. Zaman sekarang, jasa pasang behel online, pasang behel di salon dan tempat-tempat yang bukan
ditangani oleh dokter gigi sedang menjamur. Bahaya, nggak, sih? Bahaya.
Takutnya, entar gigi lo yang posisinya normal bisa jadi kayang, salto, kaki di
kepala, kepala di kaki atau posisi lainnya karena salah penanganan. Serem, kan?
Ilmu masang behel itu nggak sembarangan. Sekali lagi, nggak sembarangan.
6. Suka mengumpulkan barang-barang lucu dan unik
yang identik dengan FKG
Gue juga
punya kebiasaan yang satu ini. Kebiasaan yang satu ini sering dimanfaatkan oleh
anak FKG yang mempunyai jiwa bisnis kuat karena bisa dijadiin lahan bisnis.
Makanya, banyak yang jualan boneka lucu bentuk gigi, kaos yang ada gambar gigi,
stiker sampai gantungan kunci. Gue dulu sering mengumpulkan gantungan kunci
lucu dengan berbagai bentuk. Ada gantungan kunci berbentuk tang cabut, kaca
mulut, lekron, dan sonde. Gue cuma belum ketemu gantungan kunci yang bentuknya
kompresor atau alat press. Kalo nanti
nggak ketemu juga, palingan kompresor dan alat press beneran yang gue gantung di tas. Biar encok sekalian.
Boneka-boneka lucu berbentuk gigi juga sangat laku di kalangan anak FKG. Tapi,
ada juga yang nggak laku; kayak action
figure dosen.
7. Menangis
You know what I mean. Air mata
bukanlah barang mahal di FKG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar