Sabtu, 26 Maret 2016

Macam Perilaku "Kekinian"



Roda zaman terus berputar dan tingkah-tingkah ajaib terus bermunculan seiiring perputarannya. Kekinian, katanya. Gue masih inget, “kekinian” pada zaman gue kecil dan remaja dulu bentuknya macem-macem. Dan terus terang, gue bangga pernah mengalami “kekinian” di zaman gue dulu. Pamer tazos yang susah payah dikumpulin dari jajanan chiki-chiki, nyatet lirik lagu banyak-banyak di buku tulis sampai tuker-tukeran diary buat ngisi biodata masing-masing. Beda lagi dengan “kekinian” zaman sekarang. Gue sempat memantau perkembangan tingkah “kekinian” zaman sekarang. Mau tau? Check it out!

1.    Gambar Alis
Ini lagi nge-hits banget di kalangan cewek-cewek; gambarin alis. Sebenarnya, ini adalah tema yang sensitif bagi cewek-cewek. Kalo ketauan gue nulis ginian, gue pasti udah dibegal di jalan sama Perhimpunan Wanita Pelukis Alis Indonesia. Kalo ngeliat alis cewek zaman sekarang, kita bisa menemukan berbagai variasi;
-          Bentuk : mulai dari bentuk sabit, elang, gunung, lambang sepatu Nike terbalik (reserve Nike). Kalo ceweknya kreatif, kita juga bisa menemukan bentuk piramid sampai bentuk borobudur.
-          Warna : Warnanya juga macam-macam. Sesuai warna alis asli dan sesuai mood. Bisa jadi kalo lagi PMS, warna alisnya jadi warna lava gunung berapi.
-          Ketebalan : Ketebalannya juga macam-macam, mulai dari tipis minimalis, sampai dengan ketebalan mirip alis Sinchan.  Bahkan gue pernah ketemu cewek yang tebal alisnya kayak kamus kedokteran.
Faktor bentuk, warna dan ketebalan itu tadilah yang menjadi faktor tingginya”kasta” cewek. Kalo bentuk, warna, dan ketebalannya nggak sesuai, jangan harap cewek mau keluar dari kamarnya. Alis miring sebelah, gede sebelah, nggak simetris, menyebabkan cewek duduk berjam-jam di depan meja rias. Gambar, hapus, gambar, hapus lagi, gambar lagi, hapus lagi. Begitu terus sampai pas. Nggak heran, pabrikan Staeddler sekarang mengeluarkan produk baru berupa penghapus karet untuk pensil alis. Terus, demi idealisme alis yang sempurna, ada beberapa cewek yang rela menggunakan waterpas dan jangka sorong untuk mendapatkan alis yang simetris. Karena, bagi cewek kekinian, keluar rumah dengan keadaan alis tak paripurna adalah sebuah AIB besar bagi dirinya, keluarganya, dan keturunan-keturunannya kelak.

2.     Foto “Nyeleneh”
Pernah ngeliat gerombolan anak muda? Yang gayanya ajaib; nggak pake baju, pake kolor doang, kadang cuma pakai handuk, pakai sarung, terus memegang payung, gayung dan assesori lainnya? Kemudian foto-foto di lampu merah, zebra cross, dan mini market? Terus fotonya di-upload ke media sosial mengatasnamakan “demi menghibur”. I just don’t get it. Secara pribadi, gue nggak ngerasa terhibur. Mungkin ada yang salah dengan selera gue, atau umur gue terlalu tua buat ngerti “hiburan jenis kekinian”? Ah, entahlah. Kalo gue protes atau menyampaikan ketidaksenangan gue, gue yakin bakal kena bully. “Nggak ngerti tren”, kata mereka. Atau “Dasar muka tua!”. Bully-an terakhir gue nggak terima.


3.    Video Don’t Judge me Challenge

Ini juga sempet nge-hits, terutama di media sosial instagram. Video ini biasanya diawali dengan orang yang mukanya penuh coretan lipstik di sana sini dan wajah sengaja dicoreng dengan pensil alis di sana sini. Rambutnya juga diawut-awutin. Ekspresi mukanya juga dijelek-jelekin. Kemudian layar kamera ditutup kira-kira 1 detik dengan menggunakan jari. Setelah jari dibuka, taraaaaaaaaa.... Orang yang tadinya jelek tiba-tiba berubah menjadi cakep. Kalo beneran, gue yakin salon-salon bakal tutup. Gila aje, dalam sedetik mukanya bisa jadi gitu. Mana ada salon yang bisa nyaingi coba? Oh, iya. Kadang-kadang ada juga yang failed, sih. Pas jari yang menutupi kameranya dibuka, taraaaaaaa.... Wajah sesudahnya nggak jauh beda sama wajah yang sebelumnya dijelek-jelekin. Tapi, tetap dengan pedenya senyum-senyum centil. Senyum yang seolah-olah berkata, “Liat, nih. Gue jadi cakep, kan?”. Cakep mata lo?!


4.   Titip Nama di Kertas terus Fotoin

“Eh, gue mau liburan ke Paris, nih. Lo mau nitip oleh-oleh apa?”
“Wah. Tulis nama gue di kertas terus fotoin kertas yang ada nama gue di menara Eiffel, ya”
Udah. Gitu aja cukup. Gitu aja udah bikin yang nitip tadi ngerasa sangat bahagia. Gue sering nemuin postingan foto model begini di media-media sosial.
“Hai, Tyas. Dapet salam nih dari ketinggian 3.200 Mdpl. Kapan ke sini?”
“Hai, Doni. Dapet salam dari buih ombak, nih”
Wajar aja di gunung dan di pantai sekarang banyak orang buka usaha fotokopian, buat jual kertas sama pena. Teman gue yang hobi mendaki juga punya pengalaman waktu mendaki. Waktu sampai di puncak, mereka masing-masing membongkar tas  untuk mengeluarkan seluruh perlengkapan. Dan ternyata, teman mendakinya membawa SATU RIM kertas HVS! Cuma buat foto-fotoin nama orang yang nitip ke doi! Ada lima Rukun Warga yang nitip nama kali, ya.  Eh, tapi, lo pernah ngebayangin, nggak, kalo kejadian gini :

“Eh, gue mau berangkat, nih. Mau nitip apa?”
“Titip tulisin nama gue di kertas, terus fotoin, ya”
“Oke...”
Ternyata, di perjalanan, orang yang dititipin tadi meninggal dunia. Terus yang nitipin tadi dapet kiriman paket dari JN*E yang isinya kertas bertuliskan,
“Hai. Dapet salam nih dari kedalaman 2 m di bawah permukaan bumi. Kapan nyusul ke sini?

Tamat





Tidak ada komentar:

Posting Komentar