1.
Pena
Sering
kehilangan pena? Sering banget. Herannya, momen tersering di mana anak FKG kehilangan pena adalah saat
ACC. Ketika hendak minta tanda tangan ACC ke dosen, tiba-tiba raib. Teman-teman
kita kadang bertingkah seperti tuyul. Terkadang pun, kita khilaf menjadi tuyul.
Kehilangan pena juga bisa didahului dengan kalimat, “Bro, pinjem pena lo
bentar, yak”. Menurut hasil survey dari drg. Cak Lontong, 100% peminjaman pena
yang didahului dengan kalimat seperti itu, 50% penanya raib, 50% penanya pindah
kantong. Makanya ketika ada teman yang mengucapkan kalimat sepeti tadi,
siap-siaplah untuk mengikhlaskan. Siap-siap untuk kehilangan. Jangan terlalu
banyak berharap untuk kepulangan penamu kembali.Saran, nih. Kalo nggak mau
rugi-rugi amat, ketika ada teman yang meminjam pen, langsung aja tagih duit.
“Bro,
pinjem pena standard/pilot lo, dong”
“Oh,
boleh. Bayar uang jaminan dulu, ya. 20 ribu”
Jadi,
kalo mau hilang, ya, bodo amat. Gue yakin, kalo lo begitu, dalam waktu 3 bulan,
lo bisa dapet duit yang cukup untuk buka Indomaret. Karena entah kenapa, kampus
adalah lahan basah untuk bisnis rental pena.
2.
Peralatan praktikum yang kecil-kecil
Kenapa
gue bilang “yang kecil-kecil”? Karena kalo ada yang secara sengaja maupun nggak
sengaja terbawa pulang peralatan milik orang lain yang gede-gede kayak
kompresor atau alat press. Kelewatan! Niat banget! Peralatan kecil yang sering
raib adalah LEKRON. Setuju? Oke. Setuju. Gue yakin, setiap anak FKG pasti nggak
bisa menjawa dengan pasti pertanyaan, “Udah berapa kali beli lekron selama
ngejalani perkuliahan?” Nggak bisa, kan? Ini namanya Teori Relativitas Lekron.
Tergantung kehilangan lekronnya berapa kali. Ada yang mungkin udah 1.267 kali
membeli lekron, ada yang mungkin 289 kali membeli lekron. Tapi, jangan lupa. Di
balik anak FKG yang udah membeli lekron sebanyak 289 kali, ada sosok anak FKG
yang udah mengumpulkan lekron anak FKG lainnya sebanyak 289 kali. Juragan
lekron illegal. Kenapa, sih, lekron sering hilang. Gue menganalisis:
Poin
pertama. Lekron adalah alat praktikum dengan frekuensi pemakaian yang tinggi.
Poin
kedua. Setiap anak FKG pasti mampu membeli lekron. Cuma di saat membutuhkan,
mungkin ketinggalan.
Nah,
di saat ketinggalan, otomatis anak FKG akan meminjam lekron temannya,
“Pinjem
lekron lo sebentar, ya”
Para
peminjam lekron ini ada beberapa tipe. Tipe yang pertama, bertanggung jawab.
Biasanya lekron yang dipinjam akan kembali ke pemiliknya. Hilang pun, pasti
diganti. Tipe kedua, ceroboh. Tipe yang ini sering menghilangkan lekron yang
dipinjamnya, tapi dia sadar telah menghilangkan lekron orang lain. Tipe ketiga,
si Pikun. Tipe ini tipe yang ngeselin banget. Pas ditagih buat balikin lekron
jawabannya, “Eh, gue minjem lekron lo, ya, tadi? Masa’, sih? Kayaknya ngak,
deh”. Rasanya pengen nyemprotin bibirnya pake air syringe kecepatan tinggi
sampe bibirnya berkibar-kibar. Tipe yang terakhir, sadar ngehilangin lekron
orang lain tapi cuek-cuek aja. Ini tipe yng paling banyak. Mayoritas peminjam
lekron adalah tipe ini.
Oke,
gue lanjutin analisis gue. Ketika seseorang kehilangan lekron, dia ingin
lekronnya balik lagi, bagaimanapun caranya. Ada juga yang mengikhlaaskan sih.
Nah, anak FKG yang ingin lekronnya balik lagi ini akan menghalalkan berbagai
cara. Seperti, pura-pura memindahkan lekron yang sedang ditinggalkan pemiliknya
ke dalam tasnya. Brengseque! Pemilik lekron tadi pun sadar lekronnya hilang.
Kemudian melakukan hal yang sama, pura-pura memindahkan lekron yang sedang ditinggalkan
pemiliknya ke dalam tasnya. Pemiliknya sadar lagi, terus mencari korban
selanjutnya. Begitulah terus siklusnya sampe Cut Pat Kai hidungnya jadi
mancung. Gue cuma punya pertanyaan, sebenarnya lari ke mana sih lekron-lekron
itu? Gue curiga ada anak FKG yang menjadidukun lekron. Dia bisa menggandakan lekron. Pergi praktikum
bawa 1 lekron, pulang ke rumah tiba-tiba isi tasnya ada 12 lekron.
3.
Pacar
Kalo
yang satu ini untung-untungan, sih. Ada yang tetep, tapi ada juga yang beneran
hilang. Kebanyakan pacar yang hilang adalah yang udah nggak sabar menunggu
pacarnya untuk cepat lulus dan segera meminang. Masalahnya, cepat lulus? Ha! Rasakan
dulu sini, hai, kelapa parut! Kadang, gara-gara pacarnya lama lulusnya. Si dia
jengah. Terus selingkuh buat pelampiasan. Eh, keterusan. Tiba-tiba ngundang,
deh. HA!
Kadang,
untuk mengakhiri hubungannya dengan anak FKg pun alasan-alasan aneh pun
dipake. Bagi cewek FKG yang diputusin,
“Maaf, ya. Aku nggak bisa lagi sama-sama kamu. Kamu berubah. Sejak kamu masuk
FKG, lenganmu membesar dan berotot gara-gara sering mikul alat press. Aku jadi
sakit pas pegangan tangan. Kita putus, ya”
Bagi
cowok FKG yang diputusin, “Maaf, ya. Kita putus. Dulu kamu harum. Sejak masuk
FKH, badan kamu bau gips. Terus tiap ketemuan, kamu sering bau jigong”
Menurut
lo? Di dalam mulut pasien mangap itu isinya cairan parfum?!
4.
Duit
Ini
jelas! Jelas sekali! Anak FKG tak mengenal tanggal muda maupun tanggal tua.
Ketika ia miskin, ya, miskinlah ia. Mau tanggal 1 kek, 2 kek, 28 kek. Nggak
ngaruh! Pembelian alat dan bahan praktikum adalah jawaban dari misteri
hilangnya duit dari dompet anak FKG. Karena duit di dompet anak FKG sering
hilang, mereka selalu berpikir kreatif bagaimana cara untuk mengisi dompetnya
lagi. Ada yang berwirausaha, ada yang memeras pacarnya, ada pula yang me-mark
up proposal ke orang tuanya. Harga lekron 17 ribu rupiah, dibilang 250 ribu
rupiah. Terkutuklah kau, Nak! Jadi, semiskin-miskinnya mahasiswa adalah
MAHASISWA FKG YANG TINGGAL NGE-KOST DAN DI AKHIR BULAN YANG SERET DIHARUSKAN
MEMBELI PERALATAN PRAKTIKUM YANG HARGANYA NAUJUBILE. Gue pernah ketemu orang
dan kenalan di jalan pada tanggal 24, akhir bulan.
“Kamu
kuliah di mana?”
“Di
FKG”
“Eh.
FKG? Di sini ngekost?”
“Iya.
Ngekost”
“MISKIN
KAMU! MISKIN! Menjauh! Menjauhhhh! Kamu mau minta-minta kan? Pergiii dari
hadapanku atau aku panggilkan satpol PP!”
Brengseque!