Taraaaaa... Udah lama banget, ya, gue nggak nongol di
sini. Pasti nggak ada yang kangen, ya. Nah, kali ini gue tiba-tiba nongol lagi
karena mau ngabarin kalo bentar lagiiiii, buku kelima gue bakal terbit.
Yeaaaaay! Temanya masih tentang komedi koas gigi yang ditulis oleh gue; koas
gigi yang hampir 10 tahun berada di kampus. Iya, 10 tahun! Nggak percaya? Penasaran, kan. "Huh! Tua di kampus aja bangga". Diem dulu kamprut -____-" Entar
beli aja, ya, bukunya. Biar tau ceritanya. Judul bukunya “Diary
Koas Gigi Sinting”, dan akan diterbitkan oleh penerbit (yang mungkin udah khilaf mau nerbitin naskah gue) BIP Gramedia. Ini, gue
kasih sedikit cuplikan, yaaa :
Hari
ini gue ke kampus. Rencananya akan berdiskusi dengan dosen penanggung jawab
kasus. Sayang, dosen belum juga datang. Daripada bengong, gue ke perpustakaan. Buku-buku
di perpustakaan terlalu berat untuk otak gue. Niat gue mau ke perpustakaan cuma
buat cuci mata. Mungkin bisa bertemu cewek cantik, pintar, berkacamata, rambut
digelung, menggunakan atasan blazer, bawahan rok ketat, dan bibirnya merah
merekah sambil duduk membaca buku dan menggigit-gigit pena. Kemudian penanya
jatuh. Gue dengan sigap mengambil pena yang terjatuh tadi. Tiba-tiba cewek itu
berteriak, “Tolooong. Jambret penaa! Jambret pena!”. Gue pun digebukin sama
penjaga perpustakaan. Setelah gue jelasin, akhirnya cewek tadi minta maaf.
Penjaga perpustakaan tadi juga minta maaf.
“Saya
minta maaf, mas. Muka mas mirip rampok beneran.”
Sungguh.
Ucapan permintaan maaf yang sangat tulus.
Kenapa
fantasi gue jadi meluber di awal cerita, ya?
Gue
mengambil kursi dan duduk di samping seorang cewek. Wajahnya lumayan manis.
Terlihat di wajahnya, banyak butiran gula berceceran dengan beberapa semut
keluar dari lubang hidungnya. Sepertinya, cewek itu adik tingkat gue. Wajahnya
tampak sedih. Ketika gue duduk, dia menoleh sejenak sambil senyum terpaksa,
kemudian kembali memasang wajah sedih. Gue membalas senyumannya dengan terpaksa
juga. Busuk amat, kan, hati gue? Dia tampak tidak mengenal gue. Wajar saja sih.
Gue angkatan berapa, dia angkatan berapa. Jarak angkatan yang berbeda beberapa
ribu tahun cahaya. Lagi pula pasti dia mengira gue tukang bersih-bersih
perpustakaan yang mau menjahili cewek-cewek. Yah, akibat perpaduan muka tua dan
tampang mesum. Tidak heran reaksinya begitu.
Gue
mencuri pandang diam-diam. Bukan karena ganjen. Tapi gue melihat, cewek tadi
mulai menitikkan air matanya. Pengen sih, sok-sok gentle
dengan cara tiba-tiba mengusap air matanya memakai sapu tangan gue. Tapi niat
tersebut berhasil gue urungkan. Daripada kena gampar? Siapa gue berani-beraninya
mengusap air matanya pakai sapu tangan? Lagi pula sapu tangan gue juga penuh
bekas ingus. Kan, kasihan. Sudah berlinang air mata, belepotan ingus. Ingus
orang lagi.
“Ng...
maaf, dek. Kenapa? Jangan nangis, dong,” gue memberanikan diri menyapa.
Lagi-lagi bukan karena ganjen. Gue paling anti melihat cewek menangis.
“Eh...
nggak kenapa-kenapa, pak,” katanya sedikit terkejut sambil menyeka air matanya
menggunakan lengan kemejanya.
Pak?
Pak? Pak? PAK?!! Kata sapaan itu terngiang-ngiang di telinga gue. Mulut cewek
ini punya efek menggema. SETUA APA MUKA GUE SAMPAI HARUS DIPANGGIL PAK? Gue
menahan kesal. Ingin rasanya gue menjawab,
“Pak?
Oh. Oke, nak. Nangis saja lagi. Peduli apa gue?”
Tapi
gue tidak tega melihat seorang cewek menangis.
“Maaf,
dek. Saya bukan bapak. Saya kakak tingkatnya adek yang sedang kesurupan
sampai bisa nyasar di perpustakaan,” gue mencoba mengklarifikasi. Cewek tadi
tambah terkejut. Berpikir sejenak. Kemudian tampaknya berhasil mengambil
kesimpulan.
“Oh.
Iya, ya. Mungkin saja ia memang kakak tingkat gue. Sepertinya bapak ini
mahasiswa S3 tingkat akhir.”
Terserah
lo, dek... terserah.
Nah, itu sedikit cuplikan cerita
yang bakal ada di buku baru gue. Gue kasih sedikit cuplikan desain dalemnya,
yaaa... Biar makin penasaran. Tapi, kalo udah gue kasih cuplikan gini, jangan
nggak beli bukunya. Entar buku gue nggak laku terus nuler ke gue, gue juga
nggak laku-laku.
Gimana? Nggak bagus, kan? Eh, bagus
kan? Penasaran, kan? Rasanya pengen borong sekardus, kan? Ditunggu aja, ya.
SEGERA!